Kamis, 12 Juli 2012

Redefinisi Smartphone Ala NFC

NFC berpotensi menjadikan smartphone sebagai peranti identitas elektronik bagi penggunanya, sekaligus memberi nama baru pada istilah “smartphone”

            Definisi smartphone mungkin diperbarui. Penyebabnya adalah teknologi transfer data bernama Near Filed Communication (NFC) yang diprediksi akan menjadi tren pada tahun ini. NFC disebut-sebut sebagai solusi dari masalah sistem pembayaran mobile. Lebih jauh, NFC juga bisa menjadi penanda identitas bagi pemilik smartphone di masa depan.

            Pada ajang Mobile World Congress (MWC) yang berlangsung di Barcelona, Spanyol, 27 Februari sampai 1 maret lalu, NFC menjadi salah satu teknologi yang mendapat banyak sorotan dari pengamat teknologi maupun pengunjung. Antusiasme tampak bukan hanya dari para produsen ponsel yang meluncurkan produk smartphone terbaru mereka yang dilengkapi chip NFC, tetapi juga bisa dilihat dari kehadiran institusi keuangan besar, seperti Visa, MasterCard, dan Wastern Union. Ketiga institusi keuangan itu menyatakan siap menjalin kerja sama dengan industri telekomunikasi dalam mendukung pengembangan mobile money.

            Sepanjang perhelatan MWC produsen ponsel besar, seperti Samsung, LG, Nokia, HTC, Huawei, ZTE, dan Acer memperkenalkan generasi terbaru smartphone mereka yang dilengkapi dengan chip NFC. Samsung menawarkan dua smartphone Android dengan harga relatif terjangkau yang dilengkapi opsi chip NFC, yaitu Samsung Galaxy Ace 2 dan Samsung Galaxy Mini 2. Nokia 808 PureView yang berhasil menyedot perhatian dengan kamera beresolusi 41 megapikselnya, ternyata juga sudah dibenamkan chip NFC. Sementara, HTC mengusung produk flag-ship-nya HTC One X sebagai smartphone NFC. LG Optimus 4x HD,Huawei Ascend D Quad, ZTE PF200, dan Acer Liquid Glow adalah smartphone yang juga sudah dilengkapi dengan chip NFC, baik secara personal maupun sebagai feature standar.

            Melihat fenomena itu, tidak berlebihan kiranya apabila Tiger-spike sebuah perusahaan teknologi global yang mengembangkan media personal digital, menyebut NFC sebagai salah satu tren penting di MWC 2012. Menurut Alex Burke, managing director  Tigerspike untuk kawasan Asia Pasifik, tahun ini akan menjadi momentum penting bagi NFC. Ketersediaan perangkat NFC di negara-negara berkembang pada tahun ini akan menjadi indikator penting yang menunjukkan bahwa teknologi ini telah siap untuk diadopsi konsumen secara massal. Selain itu, jumlah transaksi pembayaran menggunakan smartphone NFC yang diprediksi mencapai $50 miliar pada tahun 2015 juga menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan aplikasi maupun pasar smartphone NFC.

            Bagi sebagian pengguna ponsel di Indonesia. NFC masih menjadi “makhluk” asing. Keberadaan teknologi ini belum banyak diketahui padahal pengembangannya sudah dilakukan sejak lama. Pada dasarnya, NFC adalah sebuah teknologi konektivitas nirkabel (wireless) yang menggunkan induksi medan magnet agar bisa saling terhubung melalui gelombang radio. Teknologi yang digunakan NFC berbasis teknologi Radio Frequency Identification (RFID) yang pertama kali dikembangkan pada tahun 1983.

            Dalam perkembangannya, beberapa produsen perangkat elektronik melihat peluang untuk mengimplementasikan RFID ke berbagai perangkat elektronik, termasuk ponsel. Maka tiga produsen elektronik besar, yaitu Nokia, Philips, dan Sony sepakat untuk membentuk NFC Forum pada tahun 2004. Forum ini bertujuan untuk mempromosikan implementasi dan standarisai teknologi NFC dan memastikan interoperabilitas antara perangkat dan layanan dengan cara yang intuitif. NFC forum yakin bahwa interaksi berbasis sentuhan di antara perangkat elektronik, piranti mobile, komputer dan smart objects lainnya akan menjadi solusi yang populer di gunakan dalam berbagai bidang. Sampai saat ini, sudah 135 perusahaan yang menjadi anggota NFC forum.

           

            









Nokia 6131, ponsel NFC pertama di dunia sedang berinteraksi dengan smartPoster


              Pada tahun 2006, nokia merilis ponsel pertama di dunia, yaitu Nokia 6131. Pada tahun ini pula NFC forum memperkenalkan spesifikasi NFC tag dan smartposter pertama untuk mendemonstrasikan cara kerja ponsel NFC. Nokia 6131 sukses menarik perhatian ketika diperkenalkan kepada publik diajang Consumer Electronics Show (CES) 2007 di Las Vega, Amerika Serikat. Ponsel itu berhasil menunjukkan kemampuannya membaca data yang terdapat pada kartu nama ber-chip NFC dan mendownload data dari sebuah kios ber-chip NFC. 

            Seperti halnya perangkat yang menggunakan chip RFID, ponsel NFC hanya bisa berkomunikasi dengan perangkat lain yang juga memiliki chip NFC dalam jarak dekat, sekitar empat sentimeter . Ketika perangkat ber-chip NFC berada berada dalam jarak ini, terjadi sebuah induksi yang menimbulkan arus listrik. Selanjutnya, kedua chip NFC saling berkomunikasi melalui gelombang radio. Sedikit berbeda dengan RFID, chip NFC dapat melakukan komunikasi secara aktif di anatara dua perangkat yang menggunakannya. Hal ini memungkinkan pengguna ponsel NFC untuk melakukan konfirmasi sebelum proses pertukaran data diantara dua perangkat terjadi.

Bukan hanya pembayaran mobile

            Kehadiran NFC membuka banyak kemungkinan. Teknologi ini dapat dimanfaatkan di berbagai bidang dan menjadi solusi yang nyaman digunakan karena pengguna cukup men-tap perangkat NFC, smartphone misalnya, dalam pengoperasiannya. Menurut NFC Forum, teknologi ini bisa menjadi solusi di bidang pembayaran, transportasi, akses kontrol, kesehatan, dan lain-lain. Forum ini juga sedang berupaya untuk  mempromosikan potensi perangkat NFC untuk digunakan sebagai dokumen identitas elektronik di masa depan.
            Akan tetapi, dari berbagai potensi pengaplikasian NFC, fungsi yang populer dan berkembang pesat adalah sebagai alat pembayaran mobile. Sekurangnya ada 20 negara di seluruh dunia yang memanfaatkan NFC sebagai alat pembayaran mobile, diantaranya Singapura, Thailand, Korea Selatan, Cina, Australia, Amerika Serikat, Kanada dan Inggris. Jumlah itu masih akan terus bertambah di tahun-tahun mendatang karena menurut penelitian yang dilakukan Visa Internasional, perusahaan kartu kredit terbesar di dunia, sebanyak 89 persen pengguna ponsel yang pernah menggunkan layanan pembayaran mobile menyukai kenyamanan metode pembayaran tersebut.

            Besarnya potensi NFC sebagai pembayaran mobile mendorong Google untuk meluncurkan aplikasi Google Wallet pada 19 september 2011. Google Wallet adalah sebuah sistem pembayaran mobile yang memungkinkan penggunanya untuk menyimpan informasi kartu kredit ataupun kupon diskon ke dalam sebuah dompet virtual di smartphone Android. Untuk melakukan pembayaran ataupun menukarkan kupon diskon, pengguna cukup men-tap smartphone NFC ke perangkat pembacanya. Apabila di suatu merchant sedang ada program diskon ataupun penawaran khusus, aplikasi ini pun segera memberikan informasi dan menyesuaikan nilai transaksinya. Namun hingga saat ini, Google Wallet baru tersedia di Amerika Serikat.

            Para pengguna smartphone NFC di Indonesia masih harus menunggu beberapa tahuntahun lagi untuk bisa menikmati layanan pembayaran mobile atau bahkan Google Wallet. Namun bukan berarti belum ada inovasi yang mulai memanfaatkan teknologi NFC. inTouch Innovate Indonesia baru-baru ini merilis sebuah aplikasi berbasis NFC yang fungsinya mirip dengan pembayaran mobile. Perusahaan ini bekerja sama dengan Indosat mengembagkan aplikasi penukaran poin Indosat mengembagkan dengan menggunakan smartphone BlackBerry ber-chip NFC. Aplikasi ini memungkinkan pelanggan untuk melakukan registrasi, memeriksa jumlah poin yang dimiliki, dan menukarkannya di merchent-merchent yang menjadi mitra Indosat untuk program ini. Menurut Managing Director inTouch, Kendro Hendra, aplikasi penukaran poin ini merupakan langkah awal menuju layanan pembayaran mobile menggunakan NFC.

            Inovasi lain yang tidak kalah menarik dibuat Agate Studio, perusahaan pengembang game di Bandung. Agate memperkenalkan NFC melalui sebuah game bsdminton bernama Smash mania. Game ini melibatkan dua orang pemain yang menggunkan smartphone Nokia yang terhubung melaui NFC sehingga mereka tampak seperti sedang bermain badminton sungguhan. Shieny Aprillia, CEO Agate Atudio, mengemukakan alasan perusahaannya mengembangkan game berbasis NFC,”Kami melihat NFC sebagai sebuah teknologi yang potensinya besar dan membuka berbagai kemungkinan baru dalam pengembangan game”. Selain itu, lanjutnya, NFC juga membuat kegiatan bermain game menjadi lebih mudah, seperti mengaktifkan feature multi player, pembelian konten baru, dan masih banyak lagi.